Sebelum
melanjutkan Cerita Dewasa saya ingin bercerita sedikit tentang reaksi saya
melihat ibu menyusui sebelum cerita ini bermula, Entah kenapa setiap melihat
ibu menyusui saya jadi kepengen ikut nyusu, dan akhirnya keinginan itupun
terwujud.
![]() |
Mbak Dewi |
Mbak
Dewi, begitulah aku sering memanggilnya. Perawakan dengan tinggi 168 cm,
berwajah khas orang kota gudeg dan padat berisi khas seorang ibu-ibu muda jaman
sekarang. Aku, Dana, seorang mahasiswa tingkat akhir di salah satu perguruan
tinggi ternama di Indo.
Saat
aku bersepeda, aku selalu bertemu dengan mbak Dewi, dia selalu menggendong
anaknya yang masih berumur 2 tahun di sebuah SD dekat rumahku sambil menyuapi
makanan ke anaknya. Dan sering pula aku memergoki mbak Dewi sedang menyusui
anaknya tersebut, pemandangan itulah yang membuat saya sangat betah untuk
melihatnya. Mbak Dewi tanpa malu-malu menyusui anaknya di tempat umum dan
dilihat olehku. Sering pas aku melihat prosesi tersebut, dia malah tersenyum
kepadaku.
Dasar
otak ngeres, yang dipikir pasti yang itu-itu aja..hehe
Malah
kadang aku ngerasa dia sengaja memamerkan payudaranya kepadaku, yaitu waktu
menyusui kadang dia membuka hampir separuh kancing bajunya sehingga telihat dua
buah dadanya yang mengkal itu. Dan setelah beberapa lama aku baru tahu kalo
ukurannya 34C. BH yang dia pakai tiap hari selalu membuatku merasa bahwa
payudaranya semakin hari semakin merangsang saja. Kadang hitam, pink, merah,
biru, ungu dan yang paling aku suka yaitu bentuk BH yang mempunyai renda. Hot
banget rasanya.
Suatu
ketika, aku beranikan diri untuk berbincang dengannya. Hari itu dia sedang
memakai baju seperti baju tidur berwarna biru laut dengan rok longgar berwarna
putih. Masih kayak anak muda aja deh walau umurnya telah menginjak kepala 3.
”Apa
kabar mbak?? Lagi asyik ngapain ne??” tanyaku
”Ini
dek, biasa nyuapin Didi sambil jalan-jalan”. ”Sekalian nyari udara segar sore
hari” lanjutnya..
”Wah
sehat banget keliatannya mbak anaknya, pasti makannya banyak ya?”
”Ga
juga si Dan, Cuma nyusunya itu loh, kenceng banget.”timpalnya
Otakku
yang ngeres langsung deh mengarah ke hal yang iya-iya…
”Wah
susu yang mana ne mbak??” tanyaku sambil tersenyum mupeng.
“Ya
susu botol dan susu ini.” sambil dia memegang payudaranya sendiri.
“Glek,
wah mau dong mbak minta susunya, biar aku juga sehat.”
Hehehe
sambil cengenges2an…..
“Wah
susu yang mana ne Dan, klo susu botol kan ga mungkin toh kamu uda besar.”
”Jangan-jangan
yang ini ya??” sambil senyum juga mbak Dewi ini.
Wuiih…berani
juga ne mbak Dewi, langsung aja de gue jawab dengan ketawa juga…
”Emang
boleh ya mbak??”
Tiba-tiba
si Didi merengek dan minta susu ke Ibunya..
”Bentar
ya Dan, Didi minta tetek ni.” sambil dia buka kancing baju 3 biji dan ngeluarin
kedua teteknya yang masih terbungkus BH warna hitam berenda itu.
Wah
pucuk dicinta ulam pun tiba, akirnya bisa ngeliat dari dekat prosesi ini. Tetek
mbak Dewi sangat indah ternyata, apalagi BH yang dipakai sangat kontras dengan
kulitnya yang kuning langsat dan yang paling aku sukai ”BHnya berenda cuy”….yes
yes yes
Begitu
teteknya terbuka satu, langsung deh si Didi menyerobotnya dengan cepat dan
menghisap dengan kencang.
![]() |
Mbak Dewi saat menyusui |
”Pelan-pelan
sayang, nanti tersedak lho” sambil mbak Dewi mengocok-ngocok teteknya yang
sudah dikenyot anaknya itu.
Wah
jadi mupeng nih, putingnya yang coklat dan agak besar sempat terlihat sekilas
oleh mataku.
”Dedek
yang dibawah sudah mulai berontak ne, gawat” batinku
Waktu
itu kami berada di pinggir lapangan sebuah SD, tepatnya di tempat duduk di luar
kelas yang terletak dipojokan gedung. Mbak Dewi tiba-tiba meminta anaknya untuk
berganti posisi agar anaknya mengenyot tetek yang satunya. (uda abis mungkin
yang kiri??) Tetek yang uda selesai diisep anaknya dibiarkan menggantung bebas,
”Duh
otong uda ga kuat nih, udah berdiri tegak didalam celana dan membuat aku jadi
salting. Mbak dewi ternyata melihat gelagat anehku ini.
”Kamu
kenapa Dan??” tanyanya.
Dengan
terkaget aku menjawab
“Anu..
emm.. eh ngga papa kok mbak.”
“Jangan
bohong kamu Dan, kamu pengen ya??”
Duh
makin tegang aja dengan pertanyaan seperti ini. Tapi karena amin telah
mengalahkan iman maka akupun jawab…
”Emangnya
boleh ya mbak? Nanti ada yang marah?”
”Ya
asal ga rebutan sama Didi ya ga papa.”
Wah
bener-bener beruntung nih hari ini….
”Maksudnya
Mbak?” sok sok belagak bego ne gue.
Sambil
memutar-mutar teteknya yang sebelah kiri dia bilan…
”Ayo
sini aja, masih ada satu kok.”
”Tapi
pelan-pelan ya, si Didi mau tidur ni kayaknya” lanjutnya.
Langsung
aja gua deketin mbak Dewi, pertama-tama gue masih ragu, namun dia terus menarik
tanganku untuk menyentuh bukit yang indah itu.
”Jangan
malu Dan…” sambil menyentuhkan tanganku ke buah dadanya itu..
Ku
elus-elus tetek itu dengan lembut, seru juga ya mainin tetek cewek yang
menyusui sambil ada anaknya yang sedang netek. Waduw kayak threesome aja, tapi
yang satu masih anak-anak. Lama kelamaan remesanku terhadap teteknya ternyata
membuatnya ON, terus gue beranikan untuk mencium putting yang imut itu.
“Mas
di sebelah sana aja yuk?” dengan menunjuk sebuah pelataran kecil di pojok
gedung dengan lokasi agak ke belakan.
Wah
seru juga ne tempatnya..
“Ayo
mas dilanjut lagi.” Ajaknya
“Mbak
dibuka aja deh bajunya, biar lebih leluasa.”pintaku
Akhirnya
dia membuka baju itu dengan mudah karena tinggal beberapa kancing saja yang
belum terbuka. Dengan BH yang masih menempel diatas teteknya, aku mulai
mengisap, memilin, menjilat dan memainkan dengan lidahku. Tangannya mulai
bereaksi terhadapku, menelusurlah tangan kirinya ke selangkanganku. Mulailah
dia mengelus dari luar, kemudian tak berapa lama telah masuk ke dalam celana
kolorku.
Di
tempat itu, terdapat sumur dengan sedikit lantai kering berbahan beton yang
hangat karena terkena sinar matahari seharian. Dengan perlahan aku rebahkan dia
di lantai tersebut dengan Didi masih mengenyot teteknya yang kanan tanpa
terusik sedikitpun. Dia memintaku melepas celana dan baju yang kupakai sehingga
hanya tertinggal celdam GTman-ku yang menempel.
Langsung
akupun rebahan di samping mbak Dewi sambil saling berciuman. Ganas juga
ciumannya, lidah kami saling bertemu, mulut pun beradu sambil tangan kiriku
bergerilya di dalam roknya. Bergantian aku mencium bibir dan teteknya itu
sambil tangan kiri mengelus gundukan selangkangannya. Tangan kananku tak mau
kalah mulai melepas kaitan BH yang masih menempel itu. Mbak Dewi juga makin
liar mengelus dedekku dari luar celana dalam, kemudian karena tidak puas dia
masuk ke dalam celana dalamku dan mengelus+mengocok dedekku.. mantap bener
rasanya, namanya juga udah pengalaman kali ya?
”Dan,
mbak ga bisa bangun ne, jadi tolong bukain celana dalammu ya?”
Langsung
kubuka celana dalamku sambil berdiri. Kulihat dia tersenyum menatapku, ketika
terlepas, menyembullah dedek yang sudah tegang ini.
”Gede
banget Dan? Punya suami mbak aja kalah”
Dedekku
masih standar dengan ukuran 17cm, namun gendut dari pangkal ke ujung.
”Masak
si mbak?” tanyaku..
”Mbak,
aku boleh minta diemut ga dedeknya?”
Sambil
senyum dia mengangguk tanda mengiyakan. Aku arahkan dedekku ke mulutnya, dan
langsung dijilati pelan-pelan sampai dia menelannya. Tanganku tak mau
menganggur, aku raih tetek yang kanan dan dengan sedikit susah payah aku
jangkau celana dalamnya yang berwarna hitam berenda pula, kemudian aku lepaskan
namun dengan rok yang masih terpakai. Sambil terus menjilat dan mengulum
dedekku, aku terkagum melihat vaginanya yang tercukur mulus dengan bibir merah
dan sedikit menjulurkan kulitnya keluar, langsung saja aku memposisikan diri
membentuk angka 69.
Dengan
perlahan aku menjilat bibir vaginanya, aku julur-julurkan lidah ini ke dalamnya
secara perlahan. Sengaja aku memancing nafsunya agar terus naik, terlihat dari
cara dia mengulum dedekku yang semakin liar. Disedot-sedot dengan kenceng
ddedek ini sampai tertelan semuanya,
”Wah
hebat nih, dedekku sampai bisa ditelan abis” pikirku.
Jariku
mulai ikut campur dengan lidahku, mulai aku masukkan sedikit ujung telunjukku
ke miss V nya dengan terus menjilat, aku ga mau merusak vagina yang indah ini
dengan tanganku. Hanya dedekku yang hanya boleh masuk lebih dalam lagi.
Lenguhan mbak dewi yang terangsang dengan aksiku terdengar cukup keras, untung
daerah tersebut sepi dan jarang dilewati orang. Anaknya, Didi, gak merasa
terganggu dengan lenguhan mamanya itu namun tetap tertidur, mungkin ngantuk
berat kali??
Hehehe…
tanpa terasa vaginanya udah basah banget dan tak berapa lama cairan benih agak
putih keluar dari lubang surga tersebut, tubuh mbak Dewi agak terhentak dan
mulutnya terasa sedikit menggigit dedekku.
”Pasti
dia udah sampai duluan ni?” pikirku dalam hati.
Aku
hentikan aksiku dan aku cabut juga dedekku dari mulutnya, mbak Dewi terlihat
sedikit lemas namun tetap tersenyum penuh gairah terhadapku. Aku sudah sangat
terangsang dan pengen memasukkan dedek ini ke sarangnya, begitu juga mbak Dewi
yang begitu terangsang melihat dedekku.
”Mbak,
aku boleh masukin nih?” tanyaku.
Dia
hanya mengangguk dan tersenyum padaku. Aku lebarkan pahanya itu, dengan agak
menindih aku masukkan sedikit demi sedikit dedekku ini. Aku resapi tiap jengkal
kenikmatan surga ini, belum sampai setengah mbak dewi terlihat sedikit
meringis.
”
Pelan-pelan Dan… agak sesak nih rasanya..”
”Dan…
besar sekali punyamu, tapi nikmat banget Dan!”
”Terus
Dan…..” sambil menggigit bibirnya.
Setelah
masuk seluruhnya, aku genjot dia dengan posisi MOT dan sambil aku push-up
mantep banget, rasanya dalem banget dedek ini menusuknya. Mulutku tak mau
kalah, mencium dan mengemut teteknya secara bergantian.
Hampir
15 menit kami dalam posisi seperti ini, karena sedikit lelah akupun berubah
posisi. Aku cabut dengan cepet dedekku, serr sensasinya ruaar biasa. Kemudian
aku rebahkan badanku disampingnya dan miring kekanan, aku angkat kaki kirinya
ke atas kemudian dari samping aku masukkan dedekku lagi.
BLESSS….
dedek ini telah tenggelam lagi kedalam lubang surgawi, aku goyang pelan,
sedikit bertenaga dan kenceng….. sambil mulut ini beradu dan tangan kiriku
meremas puting tetek sebelah kiri. Lagi asik-asiknya tiba-tiba anaknya
terbangun.
”Duh
gawat nih?” kataku dalam hati.
Namun
mbak Dewi langsung mengelus anaknya dan mendekapnya agar tetap diam dan
akhirnya Didipun tertidur kembali sambil netek. Wah lengkap sudah yang mbak
Dewi rasakan, udah yang bawah diganjal ama dedekku, kedua teteknya ada yang
ngenyot dan mulut juga bergantian aku lumat. Erangannya semakin kuat hampir
menuju puncaknya, akupun merasakan ada sesuatu yang mau menyembur dari ujung
dedekku.
Semakin
kupercepat gerakan dedekku ke dalam vaginanya, semakin liar juga kami berciuman
dan semakin ganas tanganku meremas teteknya. Setelah hampir 20 menit dalam
posisi tersebut tiba-tiba aku ngerasa uda hampir sampai.
”Mbak
aku mau keluar ne..”
”Aku
juga Dan, bareng ya…” pintanya.
Aku
terus mnggoyangkan dedekku dengan makin cepat, 5 menit kemudian aku sudah tak
tahan lagi.
”Mbak….k…k….
aku keluarrrrrrr”
”Aku
juga dek…k..k…”
Crot..Crot..Crot…Crot…
tumpahlah semua maniku ke dalam vaginanya. Ahhh….. nikmat banget rasanya,
sampai ke ubun-ubun rasa nikmat itu. Tapi walau udah keluar aku tetap
membiarkan dedekku di dalam vaginanya. Kami masih saling berpagutan lembut
menikmati tiap centi kenikmatan yang telah kami lewati, tanganku juga masih
mengelus teteknya, anaknya juga masih mengenyot tetek yang satunya secara
perlahan.
”Makasih
ya Dan….sensasi ini belum pernah aku dapatkan.”
”Sama-sama
mbak, makasih juga udah diberi kehormatan mencicipi tubuh mbak.”
”Udah
lama aku pengen ama mbak setiap kulihat mbak neteki disini”
”Nakal
kamu ya Dan!!”
”Mbak
juga sengaja si ngeluarin tetek kok sampe dua-duanya. Hehehehe”
Aku
cabut dedekku,
”Ploop..”
bunyinya.
Setelah
itu aku bangun dan memakai semua bajuku, aku kenakan lagi celana dalam mbak
Dewi sambil aku berikan kecupan kecil di bibir vaginanya.
”Uhh…..”
lenguh mbak Dewi.
Diapun
mengaitkan BHnya tanpa memakai dulu karena Didi masih netek. Kamipun masih
berbincang, dan aku masih merasa pengen menghisap teteknya. Mbak Dewi
mempersilahkan aku untuk tetap mencium teteknya… sampai menjelang senja akirnya
kami keluar dari SD tersebut dengan Didi yang mulai terbangun. Kami pun
berjanji akan mengulangnya kembali.
Sungguh
sensasi yang luar biasa dari seorang wanita menyusui…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar