Rabu, 18 Desember 2013

Mbak Dewi




Sebelum melanjutkan Cerita Dewasa saya ingin bercerita sedikit tentang reaksi saya melihat ibu menyusui sebelum cerita ini bermula, Entah kenapa setiap melihat ibu menyusui saya jadi kepengen ikut nyusu, dan akhirnya keinginan itupun terwujud.
Mbak Dewi


Mbak Dewi, begitulah aku sering memanggilnya. Perawakan dengan tinggi 168 cm, berwajah khas orang kota gudeg dan padat berisi khas seorang ibu-ibu muda jaman sekarang. Aku, Dana, seorang mahasiswa tingkat akhir di salah satu perguruan tinggi ternama di Indo.
Saat aku bersepeda, aku selalu bertemu dengan mbak Dewi, dia selalu menggendong anaknya yang masih berumur 2 tahun di sebuah SD dekat rumahku sambil menyuapi makanan ke anaknya. Dan sering pula aku memergoki mbak Dewi sedang menyusui anaknya tersebut, pemandangan itulah yang membuat saya sangat betah untuk melihatnya. Mbak Dewi tanpa malu-malu menyusui anaknya di tempat umum dan dilihat olehku. Sering pas aku melihat prosesi tersebut, dia malah tersenyum kepadaku.
”Wah ada tanda-tanda sesuatu ini” pikirku

Seksi Lin Ketong

Kali ini ane mau share model cantik dari jepang gan..
Nie penampakannya..::


Cakep n Cute banget kan Gan..??
Sekarang gan, ane kasih foto2 seksinya gan…!!!
CEKIBROTTTT.....!!!!!

Selasa, 17 Desember 2013

Rudi Pria Perkasa



USIA bukan merupakan penghalang bagi dua orang yang saling mencintai. Demikian pula halnya habis Rudy dan Yayuk. Rudy, remaja yang duduk di kelas 1 SMA dan baru berusia 16 tahun, saling mencintai habis Yayuk, janda kece berusia dua puluh dua tahun. Mereka saling berjanji tidak akan menyerahkan tubuh masing-masing kepada perempuan atau lelaki lain. Namun ternyata janji itu sulit ditepati, Yayuk menyerahkan tubuhnya kepada Jojo, rekan sekerjanya yang berusia 10 tahun, Dan kemudian terpaksa pula menyerahkan tubuhnya pada pak Kadir. Kepala bagiannya, habis pertimbangan kuatir Pak Kadir bertindak macam-macam yang mengganggu reputasi kerja Yayuk, jika kehendak lelaki itu tidak dipenuhi.Demikian pula dengan Rudy.
Perempuan kedua yang pernah dientotnya adalah Meti, janda kece yang tinggalnya lebih kurang tiga ratus meter dari rumahnya, Meti memang sudah lama menaruh perhatian pada Rudy. Suatu hari, waktu Rudy pulang sekolah dipanggilnya dengan alasan minta tolong memindahkan lemari. Yang terjadi sesudah memindahkan lemari, Rudy dan Meti tidur seranjang.

Korban Birahi Anjingku



Marni


Namaku Marni, aku berumur 30 tahun, suamiku bernama Ferry, berumur 35 tahun, dia bekerja sebagai tenaga ahli pada sebuah perusahaan pengeboran minyak lepas pantai. Kebanyakan waktu kerjanya berada di atas Riq, yaitu suatu tempat yang dibangun di tengah laut, untuk pengeboran mencari sumber minyak baru. Waktu kerjanya adalah 2 minggu di atas Riq, diikuti 1 minggu cuti di darat, demikian berkelanjutan. Sehingga kalau Mas Ferry sedang bertugas, maka aku tinggal sendirian di rumah ditemani oleh pembantu kami, Mbok Minah yang telah berumur 55 tahun dan telah mengikuti kami sejak kami menikah, serta seekor anjing herder jantan besar dan galak sebagai penjaga rumah. Anjing herder ini diberikan oleh seorang expatriate yang berasal dari Italy, yang telah kembali ke negerinya karena telah habis kontrak. Pada waktu bertugas di Indonesia, expatriate Italy tersebut tinggal di rumah besar kontrakannya di daerah Cipete berdua dengan istrinya yang berumur 27 tahun. Istrinya mempunyai tubuh yang sangat seksi dan aku telah mengenalnya cukup akrab, karena setiap suami-suami kita sedang bertugas, kami sering saling mengunjungi untuk berbagi waktu.

Sabtu, 14 Desember 2013

Gairah Ibu Guru




Aku sebenarnya lahir dari keluarga yang tak kekurangan. Meski kehidupan kami tidak berlebihan, tapi cukup dapat menjalani hari-hari dengan tentram. Ayahku seorang pegawai negeri, sedangkan ibuku membuka toko kelontong di depan rumah kami. Aku sendiri anak tertua dari 2 bersaudara, adikku perempuan masih kecil.  Masa SD-ku kujalani dengan baik, aku orangnya memang mudah bergaul. Walau keinginan tahuan akan hal baru sedikit besar, tapi kadang aku suka sedikit belagu dan sok tahu. Sosokku sendiri sebenarnya biasa saja, hanya badanku agak lebih besar dibanding teman-teman yang lain.

Keinginan tahuanku yang sedikit besar itulah yang menjadi awal berubahnya pemikiranku tentang hal-hal tabu. Hal itu berawal dari saat aku kelas 6 SD. Temanku membawa kartu yang berisi adegan mesum. Meski hanya 4 lembar kartu, tapi hal itu terus membayang di benakku. Sampai akhirnya, saat akhir kelas, aku sudah mengalami mimpi basah.

Awal masa SMP, tidak menjadi masalah bagiku. Aku dengan mudah dapat bergaul akrab hampir dengan semua teman baruku. Sampai kemudian, aku mengenal seorang guru sebut saja bu Yanti, guru matematika sekaligus wakil kepala sekolah kami. Wanita yang masih dibawah 40 tahun itu mempunyai sifat yang sangat ramah serta akrab kepada semua murid. Selain itu, wajahnya yang lumayan cantik, dengan kulit yang putih bersih, menjadi nilai tambah baginya. Perawakannya yang singset dan payudaranya yang agak besar, kadang menjadi bahan bisik-bisik murid-murid di sekolah.

Keakrabanku dengannya berawal saat caturwulan pertama telah selesai. Siang itu, setelah keluar dari ujian terakhir, aku tak langsung pulang. Aku main basket dengan teman-temanku. Sampai akhirnya, ketika jam menunjukkan pukul satu siang, kami hendak pulang. Mereka menyuruhku mengembalikan bola basket ke kantor. Aku pun membawa bola itu. Saat masuk kantor, sebenarnya ada tiga orang guru yang masih belum pulang, termasuk bu Yanti.

Ibu Muda Hot



Kisah ini juga true story di mulai saat Winda seorang ibu muda, 26 tahun yang telah bersuami dan mempunyai seorang anak berumur 1 tahun di tempatkan di Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman-Sumatera Barat. Kabupaten ini terkenal dengan magisnya yang kuat, terletak di pesisir selatan Sumatera Barat. Demi karirnya di sebuah Bank swasta pemerintah, ia terpaksa bolak balik Padang - Lubuk Sikaping tiap akhir minggu mengunjungi sang suami yang menjadi dosen pada sebuah Universitas di kota Padang.



Awal Winda mengenal Johan sejak Winda kost di rumah milik kakak perempuannya. Winda tidak begitu kenal dekat, Winda hanya menganggukkan kepala saja saat bertemu dengannya. Diapun begitu juga pada Winda. Jadi mereka belum pernah berkomunikasi langsung. Yah, sebagai adik pemilik rumah tempat kostnya, Winda harus bisa menempatkan diri seakrab mungkin. Apalagi sifatnya yang suka menyapa dan memberi senyum pada orang yang Winda kenal. Winda tahu diri sebab Winda adalah pendatang di daerah yang cukup jauh dari kota tempat Winda bermukim.

Begitu juga dengan latar belakang Johan Winda tidak begitu tahu. Mulai dari statusnya, usianya juga pekerjaannya. Perkenalan mereka terjadi di saat Winda akan pulang ke Padang.

Saat itu hari jumat sore sekitar jam 17.30. Winda tengah menunggu bis yang akan membawanya ke Padang, maklum di depan rumah kost nya itu adalah jalan raya Lintas Sumatera, jadi bis umum yang dari Medan sering melewatinya. Tak seperti biasanya meskipun jam telah menunjukan pukul 17.50, bis tak kunjung juga lewat. Winda jadi gelisah karena biasanya bis ke Padang amatlah banyak. Jika tidak mendapat yang langsung ke Padang, Winda transit dulu di Bukittinggi, dan naik travel dari Bukittinggi.

Anak Gelandangan



Nama saya Tiyo, umur 34 tahun dan saya bertempat tinggal dekat kampus sebuah PTS di Jogja. Saya mengirim cerita ini untuk membagi pengalaman saya sehingga bisa menjadi referensi dalam mengarungi kehidupan para pembaca. Cerita ini sungguh nyata, akan tetapi nama-nama yang terlibat disini saya samarkan.

*****

Aku adalah seorang karyawan di sebuah Perusahaan yang bergerak di bidang beverage. Posisiku sudah lumayan tinggi, yaitu sebagai General Manager sehingga aku mendapatkan fasilitas perumahan dan sebuah mobil sedan. Aku masih lajang sehingga sehabis pulang kerja hobiku jalan-jalan cari pengalaman dan refresing.

Cerita ini berawal saat aku pulang kerja sekitar jam 11 malam, mobilku menabrak seorang anak yang digandeng ibunya sedang menyeberang jalan. Untung saja aku cepat menginjak rem sehingga anak itu lukanya tidak parah hanya sedikit saja dibagian pahanya. Ketika aku tawarkan untuk ke rumah sakit, Ibu itu menolak dan katanya lukanya tidak parah.

"Ya udah bu, sekarang aku antar Ibu pulang, dimana rumah Ibu?"
"Nggak usah den, si Mbok nggak usah diantar".
"Kenapa Mbok, inikan sudah malam, nggak apa-apa Mbok aku antar ya?"
Si mbok ini tidak menjawab pertanyaanku dan hanya menunduk lesu dan ketika dia mau menjawab, dari arah ujung trotoar mencul anak kecil sambil membawa bekicot.
"Ini Mbok bekicotnya, biar luka Mbak Tika cepat sembuh".
Ibu itu menerima bekicot dari gadis itu, memecahnya dibagian ujung dan mengoleskannya diluka gadis yang ternyata namanya Tika. Tapi, Setelah selesai mengoleskan, simbok itu mengandeng Tika dan adiknya mau pergi. Sebelum melangkah jauh, aku hadang dan berusaha untuk mengantarnya pulang.